UIN Banten & IAIN Jayapura Gelar KUKERTA Bersama

By Abdi Satria


nusakini.com-Jayapura-Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten dan Institut Agama Islam Negeri Fattahul Muluk (IAIN FM) - Jayapura, Papua bersinergi gelar Kuliah Kerja Nyata bersama dengan tajuk KUKERTA Nusantara. 

“KUKERTA Nusantara ini akan berlangsung selama 30 hari, sejak 26 Juli sampai 29 Agustus 2019. KUKERTA ditempatkan di lokasi yang berbeda-beda, di Aso I Distrik Keerom Kabupaten Jayapura, Aso VII Distrik Keerom Kabupaten Jayapura, dan Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura,” kata Ketua LP2M UIN SMH Masykur Wahid di Jayapura, Selasa (30/07). 

KUKERTA sebelumnya dikenal dengan istilah KKN. Giat ini digawangi Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) untuk melaksanakan seleksi. Dari hasil seleksi, LP2M UIN SMH menghasilkan tiga mahasiswa dan mahasiswi yang dipandang layak dan mampu hidup berbaur dengan masyarakat di Papua. 

"Ketiga mahasiswa itu adalah Nofi Ningtyasari dari Program Studi Bimbingan Konseling Islam, Ade Riad dari Program Studi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, dan Firza Muhammad Firdaus dari Program Studi Tadiris Bahasa Inggris,” ungkap alumnus UIN Sunan Kalijaga ini. 

Menurut Masykur, tujuan KUKERTA Nusantara yang dilaksanakan di Papua adalah adalah memperkuat wawasan kebangsaan mahasiswa dan masyarakat Papua dengan cara hidup bersama (live in). “Masyarakat Papua akan mengetahui secara nyata kerja-kerja mahasiswa dari Pulau Jawa khsusnya UIN SMH-Banten. Begitu juga, mahasiswa UIN SMH akan memahami kehidupan unik masyarakat Papua di Jayapura,” kata peneliti UIN SMH yang berasal dari Cirebon ini. 

Tujuan lainnya adalah menguatkan rasa cinta pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu antara lain diwujudkan dalam program pendidikan (melestarikan) menanam pohon Pinang bagi anak-anak kampung. “Pohon Pinang merupakan obat menguatkan gigi dan simbol kesatuan masyarakat Papua,” kata Masykur mantan aktifis di Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS) Jogjakarta yang telah menulis buku “Teori Interpretasi Paul Ricoeur” yang juga diterbitkan oleh LKIS. 

Tujuan ketiga dari KUKERTA ini, lanjut Masykur, adalah mengamalkan nilai-nilai keislaman yang moderat, toleran dan plural bersama masyarakat Papua yang multietnis dan multiagama, di mana mayoritas masyarakat Papua beragama Kristen. “Selama 40 hari diharapkan KUKERTA Nusantara memberi dampak yang nyata pada masyarakat Papua untuk membangun negeri dengan gotong royong dari berbagai daerah (Papua-Banten),” kata kolumnis Kompasiana ini. 

Menurur informasi dari LP2M UIN SMH-Banten, KUKERTA Nusantara pada tahun yang akan datang akan dilaksanakan di Raja Empat, Lilinta dan Gamta, Sorong, Papua Barat. “KUKERTA Nusantara tidak hanya hanya di lokal di mana kampus berada, namun di seluruh Indonesia terutama di Pulau paling Timur Nusantara. Dan ini menunjukkan bahwa wilayah Nusantara sangat dan beragam masyarakatnya,” pungkasnya. (p/ab)